Monday, May 10, 2010

Nulis aja kok repot sih...

Posted by erdian on Aug 24, 2006 for everyone

Seorang temen berujar, "Erdian, tulisan kamu udah persis seperti pejabat. Bekas TEMPO-nya dah gk keliatan lagi". Begitu ujarnya. Saya jadi bertanya-tanya, apa emang begitu ya? kok bisa? kenapa, apa emang sayanya sendiri yang belum punya kapabilitas yang "baik" untuk membuat tulisan yang bagus, sesuai standarnya TEMPO? apa ilmu waktu ikut pelatihan jurnalistik di TEMPO dulu kagak ada yang masuk dan nempel sama sekali dikepala?

Menulis adalah skill yang menurut saya unik dan sangat khas sekali. Unik, karena tulisan mampu mengekspresikan segalam macam bentuk uneg2, pikiran, ide bahkan mampu menyuarakan suara qolbu sekalipun (artikel ilmiah, pantun, syair). Unik, karena lewat tulisanlah seseorang akan dilabeli dari "aliran" atau "kutub" mana dia berasal (ke-kiri2an, ke-kanan2an, posmo). Unik, karena lewat tulisanlah anda akan "berubah", dari orang biasa2 hingga dikenali bahkan dijadikan "acuan" dan "pedoman" oleh khalayak ramai (salah satu yang fenomenal adalah Karl "Charlie" Marx). Khas, karena untuk menuangkan ide dan pemikiran anda, dibutuhkan "sentuhan" atau touch yang membuat tulisan itu menarik dibaca, tidak membosankan, atau bahkan garing.

Jujur, jadi wartawan dalam waktu singkat (hanya sekira 9 bulan sahaja), memang belum menumbuhkan sense of writing saya. Tidak banyak yang diharap dalam waktu sesingkat itu. Atau mungkin sekali, walau dikasih kesempatan ber-tahun2 pun untuk menulis (berita), skills itu tetap tidak akan terasah kalo touch itu gk kunjung didapat. Perlu banyak latihan, belajar dan mau kerja keras untuk berubah.

Lebih menarik lagi, seorang temen berujar, "Lebih seru kalo kita dah mampu menulis dan merangkai logika berpikir dalam bahasa yang lain (selain bahasa Indonesia)". Teman itu beralasan, perlunya kita mengembangkan "wawasan" dan "khasanah" berpikir dalam menulis. Logika setiap bahasa itu pasti berbeda. Tidak hanya sekedar menerjemahkan dari satu bahasa ke bahasa yang lain kata per kata, tanpa mengerti logika yang terkandung di dalamnya. Walaupun maksudnya dapat dipahami, makna atau the essence yang terkandung di dalamnya belumlah tentu.

Sulit memang. Jangankan menulis dalam bahasa (yang) lain, dengan bahasa sendiri saja belum mampu menulis yang "baik" dan "benar". Gak heran, kalo orang2 "pintar" itu, katanya, mampu dengan mudah merangkai kata secara gamblang, runut dan dengan logika yang mudah dimengerti. 

Hmm.. kapan ya? Nulis aja kok repot sih....!!!

Sydney, 24 August '06

Erdian Dharmaputra

1 comment:

Ari Margiono said...

Mana nih, kok gak ada tulisan baru ya?