Monday, May 10, 2010

My Name is Earl

Posted by erdian on Sep 20, 2006 for everyone

Hmm.. ada satu lagi serial televisi yang menarik. Segar, gak membosankan, ringan dan tentunya jauh dari tema kriminal ataupun aksyen. Ini cerita mengandung unsur komedi yang kental. Bukan slapstick or lucu-lucuan ala Jim Carrey. Bukan. Mungkin sedikit mirip Scrubs atau Boston Legal, tapi dikemas dalam cerita berbeda.

My Name is Earl. Begitu judul serial yang dibintangi oleh Jason Lee, Ethan Suplee, Jaime Pressly, Eddie Steeples dan Nadine Velazquez. Ceritanya berkisar romantika kehidupan yang dialami oleh Earl J. Hickey, yang diperankan Jason Lee. Bermula dari Earl yang menang undian sebesar $100,000 mengalami kecelakaan sehingga dia harus dirawat di rumah sakit. Undiannya hilang. Saat dirawat inilah Earl mengalami suatu perubahan setelah nonton Carson Daly Show. Dia percaya bahwa setiap perbuatan pasti ada karmanya. Dia percaya bahwa setiap perbuatan baik akan membawa keberuntungan baginya. Mulailah ia membuat daftar kejahatan yang pernah ia lakukan. 100 perbuatan jahat harus dibalas dengan 100 perbuatan baik. Begitu yang ia yakini. Buktinya, setelah melakukan beberapa perbuatan baik, karcis undiannya kembali kepadanya. Dan Earl terus berupaya untuk berbuat baik, dan tentunya tidak mudah. Begitu kurang lebih tema cerita ini.

Earl merupakan sosok yang polos, IQ tidak terlalu bagus, namun cukup cerdik dan mudah bergaul dengan siapa saja. Bahkan dengan kepolosannya Earl mengajarkan banyak orang-orang "pintar" sadar akan kebodohan mereka.  

Disekitar kita sosok Earl mungkin sudah sangat jarang kita ketemui. Kiri kanan atas bawah kita sudah dipenuhi sosok-sosok orang "pintar". Orang-orang yang tidak lagi "polos" dalam perilaku, bertindak bahkan berpikir. Semua diterjemahkan dalam bentuk kepentingan pribadi. Kebaikanpun dimanipulasi. Kejujuran sudah lama mati. Semua ditimbang atas nama untung rugi. Logika ekonomi sudah jadi tradisi. 

Banyak orang "pintar" bilang, "Semua orang harusnya bisa berpikir seperti apa yang saya pikirkan". Dengan begitu, dunia akan jauh lebih baik. Jauh lebih modern dan beradab. Hmm.. apa iya? Akh... jangan terlalu banyak dipikirkan. Kata mamak, sakit kuning pulak nanti.  

Mungkin cuma Earl saja yang mengerti. Gak pernah berpikir untuk basa basi. Semua tergerak dari hati nurani untuk berbuat baik. Kalo di Indonesia, mungkin Earl ini cocok dipasangkan sama Bang Naga Bonar, mantan copet yang insyaf dan berjuang demi negara. Tak ada ambisi untuk jadi jenderal, sayang sama mamak, kompak sama kawan dan jantan ngadepin kompeni. Hmm..Gak kebayang kali ya, betapa indahnya dunia kalo semua orang berpikir polos kayak Bang Naga dan Earl. Gak ada itu yang namanya kasak kusuk terorisme, konflik etnis. Gak ada yang namanya manipulasi logika yang dilakukan oleh orang-orang "pintar" dibalik retorika ilmiah untuk membungkus rapat kemunafikan yang mereka simpan. Pembodohan atas nama intelektualtas.

Akh, mimpi rupanya. Bangun, bangun! Ini dunia nyata, Bung!

Sydney, 20 September 2006

Erdian Dharmaputra

No comments: